Selasa, 31 Juli 2012

Teori Belajar Kognitif


Hakekat belajar menurut teori ini dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaitan dengan penataan infomasi, reorganisasi, perseptual, dan proses internal.
Menurut teori kognitif belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diikut. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang.
Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain tampak dalam bentuk rumusan-rumusan seperti : ”tahap-tahap perkembangan” yang dikemukakan oleh J. Peaget, Advance Organizer oleh Ausubel, pemahaman konsep oleh Bruner, Hirarki Belajar oleh Gagne, Webteaching oleh Norman, dan sebagainya.
1.    Teori Perkembangan Peaget
Menururt Peaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur, makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
Proses adaptasi mempunyai dua bentuk dan terjadi secara simultan yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses perubahan apa yang dipahami sesuai dengan struktur kognitif yang ada sekarang, sementara akomodasi adalah proses perubahan struktur kognitif sehingga dapat dipahami.
Peaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu:
  • Tahap Sensori Motori (umur 0 – 2 tahun)
Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah.
  • Tahap Preoperasional (umur 2 – 7 / 8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif.
  • Tahap Operasional Konkret (umur 7 atau 8 – 11 atau 12 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai dengan adanya reversibel dan kekekalan.
  • Tahap Operasional Formal (umur 11 / 12 – 18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan pola berpikir “kemungkinan”.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran menurut Peaget antara lain:
1.    Menentukan tujuan pembelajaran
2.    Memilih materi pelajaran
3.    Menetukan topik-topik yang dpat dipelajari siswa secara aktif
4.    Menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik tersebut misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya.
5.    Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berpikir siswa.
6.    Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2.    Teori Belajar Menurut Bruner
Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. Gagasannya mengenai kurikulum spiral sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat makro, menunjukkan cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan materi secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci.
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner antara lain:
  1. Menentukan tujuan pembelajaran
  2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
  3. Memilih materi pelajaran
  4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
  5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh ilustrasi tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
  6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak.
  7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
    3. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Menurut Ausubel, bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel adalah :
  1. Menentukan tujuan pembelajaran
  2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa.
  3. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnaya dalam bentuk konsep-konsep inti.
  4. Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret.
  5. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar